Kamis, 08 November 2012

Julius Caesar



Gaius Julius Caesar (13 Juli 100 BC – 15 Maret 44 BC), adalah seorang petinggi terkemuka Roma dalam bidang politik dan militer. Ia memainkan peran penting dalam transformasi Republik Roma menjadi Kekaisaran Roma. Sebagai seorang politisi, Caesar menggunakan taktik popularist. Selama akhir 60 sampai 50 BC, ia membentuk aliansi politik yang dilujuki “First Triumvirate”, sebuah perjanjian extra-legal dengan Marcus Licinius Crassus dan Gnaeus Pompeius Magnus ("Pompey the Great"), dalam usaha mendominasi politik Roma. Rencana Caesar tidak berjalan mulus begitu saja karena muncul tentangan dari dewan senat Roma, yang terdiri dari Marcus Porcius Cato dan Marcus Calpurnius Bibulus, didukung pula oleh Marcus Tullius Cicero. Keberhasilan Caesar menaklukan Gaul berhasil memperluas kekuasaan Roma sampai daerah Laut Utara. Tahun 55 BC, Caesar pun meluncurkan invasi Roma pertama terhadap Inggris. Kemenangan tersebut membuat Caesar berdiri di tampuk kekuasaan militer tertinggi, setara dengan Pompey. Sementara itu kematian Crassus semakin meruncingkan ketegangan politik antar kedua kubu. Kondisi politik yang pelik memaksa Caesar dan Pompey bersaing, yang kemudian menimbulkan kericuhan dalam Senat.
Dengan perintahnya mengirim pasukan menyebrangi Rubicon, Caesar memulai perang saudara di tahun 49 BC, saat berdiri sebagai pemimpin Roma yang belum tertandingi. Setelah memastikan memiliki kuasa penuh pemerintahan, Caesar memulai reformasi dalam sistem pemeritahan serta masyarakat Roma. Ia mensentralisasi peraturan dalam Republik, dan menyatakan dirinya sebagai dictator perpetuo. Sekelompok senator, dipimpin oleh Marcus Junius Brutus, menghilangkan nyawa sang diktator pada tanggal 15 Maret 44 BC, dengan harapan mengembalikan kehidupan normal Republik Roma. Namun pada kenyataannya, perang saudara kembali dipecah. Di akhir perang, pewaris Caesar, Gaius Octavianus mendirikan autokrasi permanen. Tahun 42 BC, dua tahun setelah pembunuhannya, Senat menobatkan Caesar sebagai salah satu orang suci di Roma. Sebagian besar hidup Caesar diketahui dari Commentarii yang dibuatnya sendiri, serta beberapa surat dan pidato dari rivalnya, Cicero, catatan dari Sallust, dan puisi-puisi dari Catullus.
Tahun 63 BC, Caesar dinobatkan sebagai Pontifex Maximus. Tidak lama kemudian Caesar membentuk sistem kalender Roma, salah satu peninggalan besarnya yang masih digunakan sampai saat ini. Tahun 46 BC, Caesar menerbitkan kalender 365 hari, dengan tahun kabisat setiap empat tahun sekali. Bulan Juli diambil dari nama Julius, sebagai tanda penghormatan abadi terhadap sang Caesar.



EARLY LIFE
Caesar lahir dalam keluarga bernafaskan patrialkal, mewarisi gen Julia, yang diklaim sebagai keturunan Iulus, anak dari putri legendaris Trojan, Aeneas, yang dipercaya sebagai anak dari dewi Venus. Nama Caesar sendiri mengacu pada tiga hal, rambut hitam tebal (Latin caesaries); mata hijau yang jernih (Latin oculis caesiis); atau ia telah membunuh seekor gajah (caesai dalam istilah Moorish) dalam peperangan. Caesar sendiri pernah menerbitkan koin dengan gambar gajah, yang menjadi acuan arti nama yang disukainya. Di luar pengaruh asal usul nenek moyang, keluarga Julii Caesares tidak memiliki posisi penting dalam politik, dimana hanya ada tiga konsul dari keluarga tersebut. Ayah Caesar, Gaius Julius Caesar, berhasil menduduki rank praetor, tingkatan kedua tertinggi dari bagian magistrasi Republik, mengatur hubungan dengan Asia. Ibunya, Aurelia Cotta, datang dari keluarga yang memiliki pengaruh politik lebih tinggi, dengan tujuh konsol dari keluarga tersebut. Caesar memiliki dua saudara perempuan, keduanya bernama Julia. Tahun 85 BC, ayah Caesar meninggal tiba-tiba, sehingga pada usia 16 tahun Caesar menjadi kepala keluarga dan memulai perjalanan yang penuh konflik sampai menjadi pemimpin tertinggi Roma.

ONE OF THE GREATEST LEADER
Sejarahwan menempatkan Caesar sebagai salah satu pemimpin sekaligus penyusun taktik militer terhebat sepanjang masa, sejajar dengan Sun Tzu, Alexander the Great, Hannibal, Khalid ibn al-Walid, Genghis Khan, dan Napoleon Bonaparte. Taktik Caesar pernah gagal, diantaranya pada saat Battle of Gergovia selama Gallic War berlangsung, dan Battle of Dyrrhachium saat perang saudara Roma pecah. Namun rentetan kemenangan yang lebih panjang membuktikan kejeniusan Caesar dalam menyusun taktik perang. Sebut saja penaklukan Alesia, mengalahkan pasukan utama Pompey di Pharsalus, dan kemenangan mutlak atas pasukan Pharnaces dalam Battle of Zela.

Kesuksesan Caesar datang dari kepiawaiannya dalam membaca situasi serta kondisi perang, dalam beragam lokasi dan cuaca. Caesar juga piawai dalam menjaga kesetiaan pasukan, mengatur posisi dan kekuatan, sampai menanamkan rasa bangga yang dalam sebagai anak buah dari seorang Caesar pada prajurit-prajuritnya. Caesar menggunakan cipher system untuk berkomunikasi dengan jendral-jendralnya, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah Caesar cipher. Pasukan infantri dan kavaleri Caesar sangat ditakuti musuh, terutama ketika ia menemukan piranti-piranti yang cukup canggih pada masa itu untuk melengkapi prajurit-prajuritnya. Kecepatan gerak pasukan Caesar juga melegenda, dimana iringan pasukannya dapat melaju secepat 64km per hari. Julius Caesar sebetulnya berencana untuk menginvasi Parthia, Caucasus dan Sycthia, kemudian kembali ke Germania melalui Eropa Timur. Sayangnya rencana ini terhenti karena Caesar dibunuh. Penerus-penerusnya sempat melanjutkan invasi Parthia dan Germania, namun tidak berhasil.

TRIVIA
·         Pembunuhan Julius Caesar digunakan sebagai seting peristiwa dalam game Shadow of Rome, yang dirilis di konsol PS2 tahun 2005 lalu.
·         Caesar menjadi salah satu karakter yang sering muncul dalam seri game Sid Meier's Civilization disamping beberapa tokoh terkenal lainnya dalam sejarah dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar